Senin, 12 Oktober 2020

Serikat Pekerja

 

Hubungan Industrial Pancasila




Nama : Raden Aldy Febriano
Kelas :3DD01
NPM : 35218723


Serikat Karyawan/Lokal

Serikat Karyawan adalah organisasi yg dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/ buruh baik diperusahaan maupun diluar perusahaan, yg bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggungjawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/ buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/ buruh dan keluarganya. PT.KBS sendiri mempunyai serikat karyawan yang dinamai HIMKAR KBS.

Fungsi Serikat Karyawan :

  1. Sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan penyelesaian perselisihan industrial.
  2. Sebagai wakil pekerja/buruh dalam lembaha kerja sama dibidang ketenagakerjaan sesuai dengan tingkatannya.
  3. Sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan sesuai dengan peraaturan perundang-undangan yang berlaku.
  4. Sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan anggotanya.
  5. Sebagai perencana, pelaksana, dan penanggung jawab pemogokan pekerja/buruh sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  6. Sebagai wakil pekerja/buruh dalam memperjuangkan kepemilikan saham dalam perusahaan.

Tujuan didirikannya Serikat Karyawan :

  1. Melindungi dan membela hak dan kepentingan karyawan.
  2. Memperbaiki kondisi – kondisi dan syarat – syarat kerja melalui perjanjian kerja bersama dengan manajemen/pengusaha.
  3. Melindungi dan membela pekerja beserta keluarganya akan keadaan sosial dimana mereka mengalami kondisi sakit, kehilangan dantanpa kerja (PHK).
  4. Mengupayakan agar manajemen/pengusaha mendengarkan dan mempertimbangkan suara atau pendapat serikat pekerja sebelum membuat keputusan.


  1. Serikat Internasional

Organisasi Perburuhan Internasional (ILO – International Labour Organisation) adalah badan perwakilan khusus dari Persatuan Bangsa . Bangsa (PBB), yang mempromosikan keadilan sosial dan pengakuan internasional akan hak-hak manusia dan pekerja. ILO didirikan dengan maksud untuk pencapaian perdamaian abadi dan universal, melalui keadilan sosial. ILO menetapkan standar perburuhan internasional melalui adopsi dari konvensi – konvensi dan juga rekomendasi-rekomendasi yang sesuai. Konvensi-konvensi ini mencerminkan pengakuan internasional akan hak-hak minimum pekerja. Konvensi-konvensi dirancang agar relevan dengan negara-negara di seluruh dunia, tanpa memperhatikan tingkat perkembangan sosial atau ekonomi. Pada saat yang sama konvensi-konvensi tersebut harus cukup spesifik agar menjadi lebih berarti pada aplikasinya.

ILO adalah lembaga tripartit. Semua prosedur pengambilan keputusan, termasuk negosiasi dari suatu Konvensi, melibatkan perwakilan dari pemerintah (Negara-Negara Anggota), para pekerja dan para pengusaha. Standar perburuhan internasional dirancang untuk menyediakan suatu acuan untuk penegakan hak asasi manusia dalam dunia kerja dan digunakan sebagai penuntun untuk penyusunan dan implementasi bagi kebijakan perburuhan dan sosial pada tingkat nasional. Bahkan jika suatu negara tidak meratifikasi konvensi, maka negara tersebut sering menjadikan konvensi sebagai acuan oleh badan nasional sebagai peraturan minimum yang diakui secara internasional.

individu Dalam Serikat Lokal

Setiap pekerja pada dasarnya berhak mendirikan dan atau menjadi anggota serikat pekerja yang dipilihnya sendiri, dan untuk itu tidak boleh dihalang-halangi oleh siapa pun juga, baik pengusaha maupun aparat Pemerintah atau oleh serikat pekerja lain. Ini juga berarti bahwa setiap orang berhak untuk tidak menjadi anggota serikat pekerja dan tidak boleh dipaksa oleh siapa pun untuk menjadi anggota serikat pekerja. 

Serikat pekerja harus terbuka untuk semua pekerja menjadi anggota tanpa membedakan aliran politik, agama, suku bangsa, dan jenis kelamin. Seperti diuraikan di Bab II butir 2, pembentukan serikat pekerja yang didasarkan pada aliran politik, agama, suku bangsa dan jenis kelamin, sangat bertentangan dengan prinsip terbuka.

Untuk menghindari pertentangan kepentingan antara pengusaha dengan pekerja, dan antar serikat pekerja sendiri, maka pekerja yang menduduki jabatan tertentu dibatasi untuk tidak menjadi pengurus serikat pekerja, misalnya manajer sumberdaya manusia, manajer keuangan, dan kepala devisi atau unit yang bersifat otonom. Jabatan seperti itu perlu disepakati dan dituangkan dalam Perjanjian Kerja Bersama.

Serikat Nasional dan Lingkungannya

Di Indonesia, definisi serikat pekerja/buruh berdasarkan Undang-Undang Serikat Pekerja Nomor 21 Tahun 2000 adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.

Organisasi tersebut dapat terdiri atas buruh perseorangan, profesional, mantan buruh, atau penganggur. Tujuan paling umum namun tidak punya arti apapun ialah "memelihara atau memperbaiki keadaan pekerjaannya". Selama 300 tahun terakhir, banyak serikat buruh yang telah berkembang ke sejumlah bentuk, dipengaruhi oleh bermacam rezim politik dan ekonomi. Tujuan dan aktivitas serikat pekerja beragam, tetapi dapat termasuk ketetapan laba untuk anggota, perundingan kolektif, tindakan industridan aktivitas politik.

Berikut ini daftar beberapa nama serikat pekerja/serikat buruh di Indonesia dari ribuan serikat yang ada di Indonesia:

Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI).

  Federasi Serikat Pekerja Pertanian dan Perkebunan.

 Federasi Serikat Pekerja Niaga, Bank, Jasa dan Asuransi.

  Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan.


Sejarah Organisasi Serikat Pekerja

Gerakan serikat pekerja di Indonesia mempunyai sejarah panjang. Gerakan organisasi buruh Indonesia dimulai sejak abad XIX (1879) yang ditandai dengan lahirnya NIOG (Netherland Onder Werpen Genoottschaft) sebagai serikat pekerja pertama yang mengorganisir guru-guru di sekolah Belanda.

Setelah iti, lahir serikat pekerja lain berdasarkan sektor dan profesinya. Pembentukan serikat pekerja di kalangan pekerja Belanda ini telah mendorong terbentuknya serikat pekerja di kalangan pekerja Indonesia.

Tahun 1908, Vereneging Van Spoor en Trem Personeel (VSTP) –serikat pekerja dari kalangan pekerja Indonesia– terbentuk.

Setelah Indonesia merdeka, perkembangan serikat pekerja di Indonesia berkembang dengan sangat cepat. Banyak partai politik yang membentuk serikat pekerja, antara lain Nahdlatul Ulama (NU) membentuk Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi), Partai Nasional Indonesia (PNI) membentuk Kesatuan Buruh Marhaenis (KBM), Partai Komunis Indonesia (PKI) membentuk Kesatuan Buruh Marhaenis (SOBSI). (Jurnal Kosmik Hukum).

PNI juga berperan melahirkan serikat-serikat buruh sperti Persatuan Sopir Motoris Indonesia, Sarekat Anak Kapal Indonesia (SAKI) di Tanjung Priok, Persatuan Djongos Indonesia (PDI), dan Oost Java Spoor Bond Indonesia di Surabaya. (Historia).

SOBSI yang berafiliasi dengan PKI merupakan organisasi buruh pertama setelah perang dunia kedua. Keberadaannya dinilai cukup penting dalam peta kondisi politik Indonesia saat itu yang dipengaruhi sosialis dan komunis.

Pada era pemerintahan Soeharto , SOBSI dibubarkan karena dianggap sebagai kaki-tangan PKI. Pemerintah Soeharto kemudian membentu organsasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesi (SPSI).

Saat itu eranya organisasi tunggal. SPSI menjadi pusat organisasi gerakan buruh seluruh Indonesia sebagai wadah tunggal pekerja Indonesia selama masa orde baru.

Di era reformasi, muncul fenomena baru di dalam hubungan industrial di Indonesia, yaitu munculnya serikat pekerja-serikat pekerja baru.

SPSI pun tidak lagi menjadi wadah tunggal dan berubah menjadi organisasi independen, sebagaimana serikat pekerja lainnya sesuai dengan ketentuan UU Serikat Pekerja: “Serikat pekerja bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab”

Alasan Ekonomis

Menurut Bank Dunia kepastian kerja membuat buruh formal yang mendapat upah tetap hidup di atas penderitaan para penganggur yang tidak bekerja. Karena itu, perlu dibuat aturan untuk meluruhkan sifat “egois buruh” salah satunya dengan memasukan alasan ekonomis (seperti mahalnya biaya produksi dan kenaikan bahan bakar minyak) sebagai alasan untuk melakukan pergantian pekerja. Tujuan pokok kebijakan fleksibilitas adalah mendorong daya saing korporasi melalui penyingkiran berbagai hambatan bagi operasi modal. Demi tujuan tersebut, beberapa prinsip dasar harus dipenuhi. Prinsip dasar yang terpenting adalah reduksi atau pencabutan berbagai peraturan yang melindungi buruh. (Indrasari Tjandraningsih dalam artikel berjudul Fleksibilitas Kerja dan Kesejahteraan Buruh, 9 September 2007)

Pada tahun 1960-an Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan di Eropa mencoba memformulasikan bentuk LMF sebagai cara untuk mengurangi ongkos produksi. Mekanisme LMF ini berfungsi sebagai penyangga utama basis pasar di Eropa. Mekanisme LMF dilakukan agar sejumlah besar pengangguran menjadi buruh fleksibel dengan upah yang murah dan bisa menggerakkan kembali perekonomian pasca krisis perang. (Indrasari Tjandraningsih dalam artikel berjudul Fleksibilitas Kerja dan Kesejahteraan Buruh, 9 September 2007)

 

 Pendekatan Tanpa Serikat

Selama ini apabila terjadi sengketa atau penyelesaian keluhan oleh karyawan yang terjadi di perusahaan dapat selesai dalam lingkup bipartitnya. Dalam hal ini perusahaan menggunakan pendekatan Human Approach dan memandang pekerja sebagai manusia seutuhnya. Mereka diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai peranan, keinginan dan cita-cita yang beragam. Karena karyawan dapat menyampaikan keluhannya mengenai benefit maupun non-benefit dengan mengikuti peraturan yang berlaku. Pemerintah ditempatkan sebagai wasit yang jujur dan tidak berpihak kepada salah satu pihak walaupun selama ini konflik yang terjadi di perusahaan selalu selesai dalam lingkup bipartite tanpa melibatkan pihak ketiga.




Daftar pustaka
https://cigadingport.com/id/serikat-karyawan
Andanti Tyagita: Prinsip Kebebasan Berserikat Dalam Serikat Buruh
https://reaktor.co.id/sejarah-peran-dan-daftar-organisasi-serikat-pekerja-di-indonesia/#:~:text=Sejarah%20Organisas%20Serikat%20Pekerja,di%20Indonesia%20mempunyai%20sejarah%20panjang.&text=Tahun%201908%2C%20Vereneging%20Van%20Spoor,Indonesia%20berkembang%20dengan%20sangat%20cepat.

Minggu, 04 Oktober 2020

Hubungan Industrial Pancasila

 

Hubungan Industrial Pancasila




Nama : Raden Aldy Febriano
Kelas :3DD01
NPM : 35218723




Hubungan Industrial




• Istilah hubungan industrial sama dengan istilah Labour relation


• Pengertian hubungan industrial yaitu keseluruhan hubungan kerja sama antara semua pihak yang tersebut dalam proses produksi di suatu perusahaan.


Pihak-pihak dalam hubungan industrial




Sistem Hubungan Industrial



1. Hubungan Industrial berdasar demokrasi liberal.

Ciri-cirinya:

a. Pekerja dan pengusaha mempunyai kepentingan yang berbeda.

b. Perbedaan pendapat diselesaikan dengan adu kekuatan

c. Pekerja sebagai mahkluk individu

d. Partisipasi pekerja dalam membuat kebijakan


2. Hubungan Industrial berdasarkan perjuangan klas.

Ciri-cirinya :

Berdasarkan teori nilai lebih dari Karl Marx yaitu pengusaha selalu mencari nilai lebih dan Pekerja dgn pengusaha dua pihak yang saling bertentangan kepentingan, maka harus satu klas, tidak ada buruh dan majikan


3. Hubungan industrial atas dasar komitmen seumur hidup di Jepang, yaitu berdasarkan falsafah dan budaya Jepang

Hubungan Industrial Pancasila



• Dirintis pada masa Orde baru

• Tujuannya :

1. Makro : ikut mewujudkan masyarakat adil makmur ( tujuan Nasional )

2. Mikro : menciptakan ketenangan, ketentraman, ketertiban, kegairahan kerja, serta ketenangan usaha, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan kesejahteraan pekerja dan derajatnya sesuai dengan martabat manusia.


Pengertian Hubungan Industrial Pancasila



• Hubungan industrial Pancasila yaitu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan jasa ( Pekerja, Pengusaha dan Pemerintah) yang didasarkan nilai-nilai yang merupakan manifestasi dari keseluruhan sila-sila dari Pancasila dan UUD 1945 yang tumbuh dan
berkembang di atas kepribadian bangsa dan kebudayaan nasional Indonesia.


Asas-asas hubungan industrial Pancasila
1. Asas kekeluargaan dan gotong royong
2. Asas musyawarah untuk mufakat
Perwujudan kedua asas tersebut, hubungan industrial Pancasila mendasarkan diri tiga asas:
1. Asas kerja sama dalam produksi
2. Asas kerja sama dalam menikmati hasil perusahaan
3. Asas kerja sama dalam bertanggung jawab
Ciri-ciri hubungan industrial Pancasila


1. Sila Ke-Tuhanan Yang Maha Esaà bukan sekedar mencari materi, tetapi pengabdian kepada Tuhan, sesama manusia, bangsa dan negara.

2. Sila Kemanusiaan à pekerja bukan sekedar faktor produksi tetapi sebagai manusia pribadi dgn segala martabat dan harkatnya

3. Sila Persatuan Indonesiaà pekerja dan pengusaha mempunyai kepentingan yg sama yaitu kemajuan perusahaan

4. Sila Kerakyatanà perbedaan diselesaikan dgn jalan musyawarah utk mufakat

5. Sila Keadilan Sosialà dalam menikmati hasil perusahaan dibagi secara kekelaurgaan , adil dan merata sesuai dengan pengorbanan masing-masing.


Sarana-sarana yang menunjang pelaksanaan hubungan industrial 

Pancasila:




1. Lembaga kerja sama Bipartit sebg lembaga yg anggotanya terdiri dari wakil-wakil pekerja dan pengusaha (Wadah komunikasi, konsultasi dan musyawarah)

2. Lembaga Tripartit lembaga yg anggotanya terdiri dari unsur-unsur pekerja/serikat pekerja, pengusaha dan pemerintah. Tugas utama untuk menyatukan konsepsi, sikap dan rencana dlm menghadapi masalah-masalah ketenagakerjaan.

3. Kesepakatan Kerja Bersama kesepakatan yang dibuat antara serikat pekerja dgn pengusaha atau organisasi pengusaha

4. Peraturan perundang-undangan Ketenagakerjaan

5.Peradilan hubungan industrial



Senin, 06 Januari 2020

Proposal

Kata pengantar

            Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penyusunan proposal ini dapat diselesaikan.
Proposal ini disusun dalm rangka memenuhi tugas kewieausahaan untuk ujian praktik kewirausahaan.
            Keberhasilan dalma menyusun proposal ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan ini.
            Penyusun menyadari bahwa proposal ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal ini. Penulis berharap proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca.



Depok, 20 Agustus 2019


penyusun



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... ii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 2
1.2 Visi Dan Misi.............................................................................................. 3
1.3 Data Perusahaan......................................................................................... 4
1.4 Data Karyawan........................................................................................... 5
BAB II ANALISIS PASAR.......................................................................... 6
2.1 Bauran Pemasaran...................................................................................... 7
2.2 SWOT dan TOWS..................................................................................... 8
BAB III ANALISIS PRODUK..................................................................... 9
3.1 Bahan Pembuatan Produk.......................................................................... 11
3.2 Proses Produksi.......................................................................................... 13
BAB IV ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA.................................... 15
4.1 Struktur Organisasi..................................................................................... 17
4.2 Analisis Kompetensi Sumber Daya Manusia.............................................. 18
BAB V............................................................................................................. 19
5.1 Modal Usaha.............................................................................................. 20
5.2 Perincian Biaya........................................................................................... 21
5.2.1 Bulan September 2019............................................................................ 22
5.2.2 Bulan Oktober 2019................................................................................ 23
5.2.3 Bulan November 2019............................................................................. 26
5.2.4 Bulan Desember 2019............................................................................. 28
5.2.5 Bulan Januari 2020.................................................................................. 30
5.2.6 Bulan Februari 2020................................................................................ 31

Daftar Tabel
Tabel 1.1 Profil Greendarma............................................................................ 3
Tabel 1.2 Profil Karyawan Greendarma........................................................... 4
Tabel 2.1 SWOT dan TOWS............................................................................ 6
Tabel 4.1 Analisis Kompetensi Sumber Daya Manusia Greendarma............... 8
Tabel 4.2 Struktur Organisasi Greendarma...................................................... 10
Tabel 5.1 Biaya Produksi Bulan September 2019............................................ 15
Tabel 5.2 Biaya Operasional Bulan September 2019....................................... 17
Tabel 5.3 HPP + Harga Jual Bulan September 2019........................................ 19
Tabel 5.4 Biaya Produksi Bulan Oktober 2019................................................ 22
Tabel 5.5 Biaya Operasional Bulan Oktober 2019........................................... 24
Tabel 5.6 HPP + Harga Jual Bulan Oktober 2019............................................ 26    
Tabel 5.7 Biaya Produksi Bulan November 2019............................................ 28
Tabel 5.8 Biaya Operasional Bulan November 2019........................................ 30
Tabel 5.9 HPP + Harga Jual Bulan November 2019........................................ 34
Tabel 5.10 Biaya Produksi Bulan Desember 2019........................................... 36
Tabel 5.11 Biaya Operasional Bulan Desember 2019...................................... 37
Tabel 5.12 HPP + Harga Jual Bulan Desember 2019....................................... 38
Tabel 5.13 Biaya Produksi Bulan Januari 2020................................................ 40
Tabel 5.14 Biaya Operasional Bulan Januari 2020........................................... 42
Tabel 5.15 HPP + Harga Jual Bulan Januari 2020............................................ 44
Tabel 5.16 Biaya Produksi Bulan Februari 2020.............................................. 45
Tabel 5.17 Biaya Operasional Bulan Februari 2020......................................... 49
Tabel 5.18 HPP + Harga Jual Bulan Februari 2020.......................................... 52
           






Daftar Gambar
Gambar 2.1 Contoh Produk............................................................................. 12
Gambar 3.1 Totebag Polos............................................................................... 12
Gambar 3.3 Sketsa Gambar.............................................................................. 13
Gambar 3.4 Penyablonan Tas........................................................................... 13
Gambar 3.5 Proses Packing.............................................................................. 14
Gambar 3.6 Siap Dipasarkan............................................................................ 14



























BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Istilah dari "Tote" adalah membawa. Jenis tas seperti ini sudah digunakan selama berabad-abad. Awalnya istilah ini belum digunakan untuk menyebut tas model "Totebag" hingga tahun 1900an. Tote bag sederhananya adalah tas besar dan terbuka sederhana dengan pegangan ditempatkan di bagiantengal masing-masing sisi. Tali dari Tote bag klasik berbentuk melengkung, namun sekarang sudah banyak macam-macam variasi yang ditemukan.
Bagian atasnya dibiarkan terbuka untuk memudahkan pengguna memasukkan dan mengambil barang di dalam tas. Akan tetapi untuk tujuan melindungi barang yang di dalam akhirnya dibuatlah tutup seperti kancing atau resleting. Pada awalnya Tote bag dibuat dari bahan kain yang keras. Kini ada beberapa bahan yang menjadi bahan pembuat tote bag adalah kain kanvas, kain goni, nilon, dan rami. Secara tradisional penggunaan goni untuk pembuatan Tote bag sudah lama digunakan Negara seperti Thailand dan Malaysia. Di Negara Amerika, penggunaan Totebag mulai marak sejak LL Bean's mengeluarkan BoatBag pada tahun 1994. Tas ini terbuat dari kanvas yang didesain untuk pelaut. Bentuknya yang kokoh dan sederhana, membuat banyak orang tertarik terutama wanita. Sejak itulah tas Tote bag mulai marak dipasaran.
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan Kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa.
Indonesia memiliki beragam jenis batik yang bisa dipilih.
 Beberapa contoh motif batik yang populer antara lain Batik Parang, Batik Sekar Jagad, Batik Mega Mendung, Batik Truntum dan tak ketinggalan juga ada Batik Lokcan atau yang lebih populer disebut dengan Batik Lasem. Ini merupakan batik yang terkenal dari Kabupaten Rembang.
Melihat kondisi dan keinginan pasar saat ini masyarakat memerlukan produk-produk dengan harga terjangkau namun berkualitas, banyak dikalangan masyarakat yang menginginkan produk yang bagus, nyaman, dengan harga terbilang murah. Kami menjual Totebag dilakukan dengan cara offline dan online. Penjualan secara offline dilakukan dengan cara melalui Event ataupun pameran bazar, sedangkan penjualan secara online dilakukan melalui media sosial seperti Instagram, whatsapp dan line.
Disini kami memberikan inovasi untuk dapat mewujudkan keinginan pasar saat ini terbentuknya “TOTEBAG GREENDHARMA”  merupakan produk yang kami jual dengan ide penjualan totebag untuk memberikan kesan yang nyaman dan tetap modis.  Produk  totebag yang dijual dapat mengurangi sampah plastik dan memberikan motivasi kepada konsumen agar tampil dengan gaya yang stylish.






















1.2 Visi dan Misi
Visi:
“Menjadikan perusahaan totebag  Greendarma yang memperkenalkan budaya Indonesia melalui kerajinan batik ke Asia Tenggara”.

Misi
1.Meningkatkan minat remaja untuk bergaya trendy 
   
dengan produk-produk tas yang unik dengan kerajinan batik
2.Memperkenalkan batik dengan design yang modern.
3.memberikan pelayanan terbaik untuk menjaga kepercayaan konsumen.






















1.3  Data perusahaan
Profil usaha dari data perusahaan GreenDharma dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1
Profil Greendharma
Nama Perusahaan
ToteBag GreenDharma
Bidang Usaha
Manufaktur
Produk Usaha
Tas
Alamat Perusahaan
Depok
Nomor Telepon
0812 568 876
Instagram
@totebaggreendarma_store
Tahun  Berdiri
2019
Sumber:Data 2019

















1.4  DataKaryawan
Profil Karyawan Totebag GreenDarma dapat dilihat pada tabel 1.2
Tabel 1.2
Data Karyawan
1
Nama
Raden Aldy Febriano

Tempat Tanggal Lahir
Depok,16 Februari 2000

Alamat
Jalan Koja No 57

Status
Lajang

Nomor Telepon
0812 6547 8976

Tugas
Produksi
2
Nama
Azlina Nurul Lazuardhian

Tempat Tanggal Lahir
Indramayu, 03 April 2001

Alamat
Jalan masjid nurul iman no 30

Status
Lajang

Nomor Telepon
089501470040

Tugas
Produksi
3
Nama
Maysela hendriyanti

Tempat Tanggal Lahir
Depok, 15 mei 1999

Alamat
Jalan misan kukusan

Status
Lajang

Nomor Telepon
0811345690890

Tugas
Pemasaran

4
Nama
Fiqri Padillah

Tempat Tanggal Lahir
Depok, 02 Oktober 1998

Alamat
Jalan kong dogol

Status
Lajang

Nomor Telepon
089763421790

Tugas
Keuangan
Sumber: data, 2019                          

BAB II
ANALISIS PASAR
2.1 Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran “Totebag Greendharma” berdasarkan product, price, place , and promotion (4P) sebagai berikut :
1.    Product
Contoh produk dapat dilihat pada gambar 2.1
Sumber: Data produk, 2019
Gambar 2.1
Contoh produk Totebag Greendharma




Produk yang ditawarkan oleh “Totebag Greendarma” terdiri dari:
Type     : Totebag
Brand    : Totebag “Greendarma”
Quality  : menggunakan bahan kanvas terbaik
Packing :
 a) paper bag
b) Pita
c) Label
Design  : Batik
2.      Price
Harga yang ditawarkan terjangkau hanya Rp.60.000,- per satuan Totebag

3.    Place
Wilayah pemasaran mencangkup seluruh indonesia yang dapat dilakukan secara online serta adanya event dan bazar untuk membelian secara offline.

4.    Promotion
a)      Event atau pameran: mengikuti event atau pameran yang di selenggarakan oleh kampus.
b)      Advertising: promosi melalui sosial media seperti instragram dan line.
c)      Untuk pembeli pertama,mendapatkan diskon sebesar 10%
d)     Pada hari jum’at akan mendapatkan diskon sebesar 5%.



2.2 Segmentasi Pasar
Segmentasi Pasar ToteBag GreenDarma dibagi menjadi:
Segmentasi Geografi:
Dimana produk dipasarkan secara online diseluruh indonesia dan secara offline di khususnya di daerah jabodetabek.
Sigmentasi demografi:
Produk ini dipasarkan untuk semua kalangan terutama kaum remaja dan dewasa.
Sigmentasi psikografi:
Produk ini di tujukan untuk masyarakat yang ingin tampil fashion dan modis tetapi tetap dengan ciri khas indonesia terutama batik.

2.3 Analisis SWOT dan TOWS
SWOT adalah sebuah cara menganalisa suatu permasalahan dari 4 sudut berbeda yang terbagi dari 2 aspek, yaitu aspek internal dan aspek eksternal.
SWOT adalah singkatan bahasa inggris dari strengths (kekuatan),Weaknesses (kelemahan). Opportunities (peluang), threats (ancaman). SWOT Totebag Greendharma adalah sebagai berikut :
1.      Strenghts :
a)      Bahan kuat, sehingga bisa menjadikan totebag yang awet dan tahan lama.
b)      Mempunyai ciri khas dari indonesia yaitu batik.
c)      Harga Merakyat atau bisa dijangkau semua kalanga


2.      Weakness:
a)      Tidak menggunakan bahan anti air.
b)      Beban yang dibawa maksimal 5kg
c)      Modal usaha besar
d)     Brand belum terkenal sehingga perlu meningkatkan kepercayaan konsumen.

3.      Opportunity:
a)                        Banyaknya peminat menyebabkan produksi meningkat.
b)                        Kesadaran konsumen akan lifestyle akibat globalisasi.
c)                        Jangkauan pemasaran produk lebih luas dengan internet.

4.      Threats:
a)                        Produk mudah ditiru oleh pesaing
b)                        Selera konsumen selalu berubah mengikuti trand.
TOWS adalah pemikiran akan hal hal yang dapat atau hal yang dinamis yaitu faktor eksternal terlebih dahulu baru diikuti dengan faktor internal, cara ini diyakini akan mendapat peluang dan dapat mengantisipasi segala ancaman yang akan datang. TOWS Totebag Greendharma adalah sebagai berikut :
1.            Strenghts -Opportunities
a)      Totebag greendarma menggunakan bahan yang berkualitas
b)      Karena menggunakan bahan yang berkualitas membuat
bagian produksi meningkat.

2.            Opportunities -Weaknesses
a)   Jangkauan pemasaran produk lebih luas dengan internet
b)   Pengiriman Keluar Jabodetabek jauh lebih lama

3.            Threats-Strenghts
a)   Selera konsumen selalu berubah mengikuti trend
b)   Karena selera konsumen yang selalu berubah mengikuti trand maka kami menyediakan variasi yang beragam.

4.         Threats-Weaknesses
a)   Produk mudah ditiru oleh pesaing
b)   Produk belum memiliki hak paten atas design batiknya

2.4 Tabel Ringkasan SWOT  dan TOWS
Tabel 2.1 Ringkasan SWOT dan TOWS

INTERNAL





EKSTERNAL
1.Bahan Kuat

Strengths
1.Ciri Khas Batik
1.Beban Yang Dibawa Terbatas
Weaknesses

1.Banyak Brand Terkenal



Opportunities

Produksi meningkat
Karena bahan yang bagus

Jangkauan luas tapi pengiriman luar Jabodetabek lebih lama



Threats


Variasi Produk mengikuti trend dan selera konsumen

Tanpa adanya hak Paten desain mudah ditiru pesaing
Sumber : Data,2019

                 














 BAB III
ANALISIS PRODUK

3.1 Bahan Pembuatan Produk
1) Bahan Baku
a)    Tote Bag Polos

2) Bahan Penolong
a) Label
b) Pita
c) Packing Karton
3.2 Proses Pembuatan
1) Pembelian totebag polos dari bahan canvas
Sumber: Data produk, 2019
Gambar 3.1


2) Buat sketsa gambar yang diinginkan pembeli

Gambar 3.3


3) penyablonan totebag oleh jasa sablon
Sumber: Data produk, 2019
                                               Gambar 3.4



4) proses packing totebag
)Gambar 3.5

     5) terakhir totebag siap dipasarkan

Gambar 3.6

Sumber: Data produk, 2019





BAB IV
ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA

4.1  Struktur Organisasi
Struktur organisasi Totebag “GreenDarma” dapat dilihat pada gambar 4.1
Sumber : data, 2019
Gambar 4.1

4.2  Analisis Kompetensi Sumber Daya Manusia
Analisis kompetensi sumber daya manusia ToteBag GreenDarma dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Analisis Kompetensi Sumber Daya manusia “ToteBag GreenDarma”
PENDIDIKAN
JUMLAH
BAGIAN DEPARTEMEN
JUMLAH
SD
-
PRODUKSI
2
SMP
-
PEMASARAN
1
SMA/SMK
4
KEUANGAN
1
D3
-


S1/S2/S3
-


Sumber: data olahan,2019


4.3  Keunggulan dan Kompetensi SDM :
a)    Produksi
Adalah jabatan yang mampu menciptakan ide-ide kreatif untuk menciptakan barang agar konsumen dapat tertarik dengan produk dari suatu perusahaan.
b)   Pemasaran
Adalah jabatan yang mampu memperkenalkan,  mempromosikan suatu barang atau jasa dari perusahaan untuk diperkenalkan kepada para konsumen secara langsung ataupun tidak langsung.
c)    Keuangan
Adalah jabatan yang mampu mencatat, mengontrol semua transaksi atau kejadian yang terjadi didalam perusahaan.


















BAB V
ANALISIS KEUANGAN

5.1 Modal
Modal usaha Greendarma di dapat dari dana bergulir Universitas Gunadarma sebesar Rp 2.000.000 yang harus dikembalikan selama masa periode 6 bulan dan bagi hasil sebesar 25% untuk pihak Universitas dan 75% untuk Greendarma dengan rincian modal sebagai berikut :
Modal Pinjaman Universitas Gunadarma               Rp  2000.000
Modal Greendarma                                                                        Rp      57.000
Total Modal                                                            Rp  2.057.000

5.2 Penerimaan Modal
Laporan Keuangan berupa biaya produksi dan biaya operasional, laba rugi, arus kas dan neraca bulan September 2019 – Februari 2020. Untuk susunan perinciannya dapat dilihat pada tabel :


5.2.1 Laporan Keuangan Bulan September

Pada bulan september totebag Greendarma memproduksi sebanyak 42 pcs. Rincian biaya-biaya dan laporan keuangannya sebagai berikut: 

Tabel 5.1
Greendarma
Biaya Produksi dan Biaya Operasional


1.      Biaya Produksi

Penentuan Biaya Produksi







No
Keterangan
Jumlah
Unit
 Harga Satuan 
 Harga total 

1
Biaya Bahan Baku






 Totebag Polos
42
pcs
 Rp                            10,000
 Rp               420,000


Total Biaya BB



 Rp               420,000

2
Biaya Bahan Penolong






Paperbag
42
pcs
 Rp                               2,000
 Rp                 84,000


Pita
1
Pak
 Rp                               3,000
 Rp                   3,000


Total Biaya BP



 Rp                 87,000

3
Biaya Tenaga kerja
1

 Rp                          150,000
 Rp               150,000


Biaya Sablon
42
pcs
 Rp                            25,000
 Rp           1,050,000

4
Biaya Listrik dan air



 Rp                 75,000








Total Biaya Produksi




 Rp           1,782,000




Bulan September 2019
Biaya Operasional

Biaya Operasional

Keterangan
Jumlah
Unit
 Harga Satuan 
 Harga total 

No
Biaya pemasaran





1
Label
1
pcs
 Rp                            12,500
 Rp                 12,500


Paket Data
1
Bulan
 Rp                          200,000
 Rp               200,000


Total Biaya Pemasaran



 Rp               212,500

2
Biaya adm dan umum






Biaya Cetak Laporan
10
lembar
 Rp                                  500
 Rp                   5,000


Biaya adm
1

 Rp                               8,000
 Rp                   8,000


Total Biaya adm& umum



 Rp                 13,000

3
biaya transportasi


 Rp                            50,000
 Rp                 50,000


Total Biaya Oprasional



 Rp               275,500
















Total biaya produksi&operasional



 Rp           2,057,500





Tabel 5.2


Greendarma
Harga Pokok dan Harga Jual
Bulan September 2019
Perhitugan Hpp
Biaya bahan baku
 Rp                      420,000
Biaya tenaga kerja
 Rp                      150,000
Biaya operasional
 Rp                      275,500
Biaya penolong
 Rp                         87,000
Biaya sablon
 Rp                   1,050,000
Biaya listrik
 Rp                         75,000
Total hpp
 Rp                   2,057,500
Total HPP/unit
 Rp                   48,988.10
Laba
 Rp                         11,012
Harga Jual/Unit
 Rp                         60,000


Tabel 5.3
Greendarma
Laporan laba rugi
September
laporan laba rugi
01-Sep-19
Pendapatan
Pendapatan Tunai
 Rp                   2,520,000

Total Pendapatan

 Rp                  2,520,000



Biaya Biaya :


Biaya Bahan Baku Dan Penolong
 Rp                      507,000

Biaya Tenaga Kerja
 Rp                      150,000

Biaya pemasaran
 Rp                      212,500

Biaya transportasi
 Rp                         50,000

biaya Listrik dan air
 Rp                         75,000

Biaya pengembalian dana bergulir
 Rp                      333,000

biaya sablon
 Rp                   1,050,000

Biaya adm dan Umum
 Rp                         13,000

Total Biaya

 Rp                  2,390,500
Laba Bersih

 Rp                     129,500



Bagi hasil Greendarma(75%)
 Rp                         97,125

Bagi hasil Gunadarma(25%)
 Rp                         32,375




Tabel 5.4
Greendarma
Laporan perubahn modal
Periode September 2019
Laporan perubahan modal
Bulan september 2019



Modal Awal

 Rp                  2,057,500
Laba Rugi
 Rp                         97,125

Prive




 Rp                        97,125
Modal Akhir

 Rp                  2,154,625




Tabel 5.5
Greendarma
Laporan arus kas
Periode september 2019
Laporan perubahan modal
Bulan september 2019



Modal Awal

 Rp                  2,057,500
Laba Rugi
 Rp                         97,125

Prive




 Rp                        97,125
Modal Akhir

 Rp                  2,154,625





Tabel 5.6


Greendarma
Laporan arus kas
Periode september 2019
Laporan Arus Kas
Bulan Septembr 2019
Keterangan
Jumlah
Total
Aliran Kas Dari Aktifitas


Aliran Kas Masuk


Penerimaan Penjualan Tunai
 Rp                   2,520,000

Penerimaan Piutang Usaha


Jumlah

 Rp                  2,520,000
Aliran Kas Keluar


Biaya Bahan Baku dan Bahan Penolong
 Rp                      507,000

Biaya Tenaga Kerja
 Rp                      150,000

Biaya Pemasaran
 Rp                      212,500

biaya transportasi
 Rp                         50,000

Biaya Sablon
 Rp                   1,050,000

Biaya Listrik
 Rp                         75,000

biaya administrasi dan umum
 Rp                         13,000

Jumlah
 Rp                  2,057,500



aliran kas bersih dari aktivitas operasi

 Rp                     462,500
aliran kas dari aktivitas pendanaan


aliran kas masuk


modal gunadarma
 Rp                   2,000,000

modal anggota
 Rp                         57,500

jumlah

 Rp                  2,057,500



Aliran Kas Keluar


pengembalian gundarma
 Rp                      333,000

pengembalian laba kepihak gunadarma
 Rp                         32,375

jumlah

 Rp                     365,375
aliran kas bersih dari aktivitas pendanaan


kenaikan bersih kas selama periode september 2019


saldo awal kas 1 september 2019

 Rp                  1,692,125
saldo akhir kas 30 september 2019

 Rp                  2,154,625




 Rp                  2,154,625




Tabel 5.7
Greendarma
Laporan neraca awal
Periode september 2019
Neraca Awal
Per September




Aktiva

 Pasiva

Aktiva Lancar

 Hutang Lancar 

Kas
 Rp                   2,057,500
 Hutang Gunadarma 
 Rp                      2,000,000
Total Aktiva Lancar
 Rp                   2,057,500
 Total Hutang 
 Rp                      2,000,000


 Modal 



 Modal Anggota 
 Rp                            57,500


 Laba 



 Total Modal 
 Rp                      2,057,500
Total Aktiva
 Rp                   2,057,500
 Total Pasiva
 Rp                      2,057,500



 Tabel 5.8
Greendarma
Laporan neraca akhir
Periode september 2019
Neraca Akhir
Per September 2019
Aktiva

 Pasiva

Aktiva Lancar

 Hutang Lancar 

Kas
 Rp                   2,154,625
 Hutang Gunadarma 
 Rp                      1,667,000
Total Aktiva Lancar
 Rp                   2,154,625
 Total Hutang 
 Rp                      1,667,000


 Modal 



 Modal Anggota 
 Rp                          390,500


 Laba 
 Rp                            97,125



 Total Modal 
 Rp                          487,625
Total Aktiva
 Rp                   2,154,625
 Total Pasiva
 Rp                      2,154,625